Nilai tukar rupiah pada sore hari ini ditutup menguat 17 poin. Hal itu seiring dengan indeks dolar AS yang melemah.

“(Rupiah menguat) walaupun sebelumnya sempat menguat 30 point di level Rp 14.202 dari penutupan sebelumnya di level Rp 14.201,” kata Direktur PT.TRFX Garuda Berjangka Ibrahim Assuaibi dalam keterangan tertulis Senin, 15 November 2021.

Beberapa faktor yang mempengaruhi pergerakan itu di antaranya merupakan faktor eksternal yakni melemahnya dolar AS pada hari Senin. Meskipun dolar AS, tetap di bawah level tertingginya hampir 16 bulan.

Investor sekarang, kata Ibrahim, menunggu petunjuk selanjutnya tentang status pemulihan ekonomi Amerika Serikat dari Covid-19, setelah taruhan yang diajukan untuk kenaikan suku bunga Federal Reserve AS selama minggu sebelumnya karena inflasi terus meroket.

Dia mengatakan meningkatnya tekanan inflasi terus menjadi radar investor. Presiden Federal Reserve Bank of Minneapolis Neel Kashkari mengatakan pada hari Minggu bahwa meskipun inflasi yang lebih tinggi akan berlanjut selama beberapa bulan ke depan, pihaknya tidak boleh bereaksi berlebihan.

Sementara itu, Fed Banks of Richmond, Kansas City, Atlanta, dan kepala Philadelphia Thomas Barkin, Esther George, Raphael Bostic, dan Patrick Harker akan berbicara secara terpisah pada hari Selasa. Wakil Ketua Fed Richard Clarida dan Presiden Bank Fed San Francisco Mary Daly akan berbicara di Konferensi Kebijakan Ekonomi Asia pada hari Jumat.

12 Selanjutnya

Adapun Menteri Keuangan Amerika Serikat Janet Yellen menambahkan bahwa pengendalian Covid-19 di AS akan sangat penting untuk mengurangi tekanan inflasi. AS juga merilis data penjualan ritel pada hari Selasa besok.

Sedangkan faktor internal yang mempengaruhi rupiah yaitu pasar merespons positif setelah Badan Pusat Statistik (BPS) merilis data Neraca Perdagangan Indonesia. Lembaga tersebut melaporkan terjadinya surplus sebesar US$ 5,73 miliar secara bulanan (month to month/mtm) pada Oktober 2021.

Angka realisasi itu lebih tinggi dibandingkan surplus US$ 4,37 miliar pada September 2021 dan Oktober 2020 yang tercatat surplus US$ 3 miliar.

Surplus terjadi karena nilai ekspor mencapai US$ 22,03 miliar pada Oktober 2021. Sementara, nilai impor lebih kecil dibandingkan ekspor, yaitu US$ 17,23 miliar. Indonesia tercatat membukukan surplus perdagangan berturut-turut selama 14 bulan.

Sedangkan untuk ekspor, nilainya naik 6,89 persen secara bulanan dibandingkan US$20,61 miliar pada September 2021. Secara tahunan, nilainya naik 53,35 persen dari Oktober 2020 sebesar U$ 14,36 miliar. Secara total, ekspor Januari-Oktober 2021 mencapai US$ 186,32 miliar atau naik 41,8 persen dari US$ 131,39 miliar pada Januari-Oktober 2020.

Untuk perdagangan besok, Ibrahim memperkirakan uang dibuka berfluktuatif. Tapi pada akhirnya kurs rupiah diramalkan menguat di kisaran Rp 14.280 hingga Rp 14.220 per dolar AS.

Sebelumnya 12

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *