Rencana pengembangan laptop Merah Putih berjalan di tengah krisis microchip secara global. “Kita sudah tahu (microchip) ini akan jadi problem tahun depan,” kata Adi Indrayanto. Solusinya yaitu bekerjasama dengan produsen komponen laptop.
Menurut koordinator tim pengembangan laptop itu dari Institut Teknologi Bandung (ITB) itu, produsen komponen bisa memprioritaskan Indonesia kalau pasarnya jelas. “Daripada mereka jual ke internasional tapi tidak jelas bakal diserap atau enggak,” ujar Adi, Jumat 30 Juli 2021.
Pendekatannya langsung ke produsen yang tersebar di berbagai negara. Polanya, menurut Adi, seperti pemerintah yang bergerak cepat mendapatkan vaksin Covid-19. “Makanya kita kebagian,” kata dosen Sekolah Teknik Elektro dan Informatika ITB itu.
Adapun laptop yang diproduksi sekarang ini, menurutnya, telah disiapkan komponennya sejak tahun sebelumnya. Pemerintah pada tahun ini ingin mulai mengembangkan laptop Merah Putih. Latar belakang yang jadi permasalahan utamanya adalah belanja pemerintah untuk produk dalam negeri pada bidang pendidikan, khususnya produk Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) masih rendah jika dibandingkan dengan produk impor.
Upaya peningkatan produk lokal itu ditempuh melalui pengadaan barang pemerintah dengan target Rp 17 triliun pada 2024. Pada anggaran 2021, total kebutuhan Kemendikbud Ristek dan pemerintah daerah untuk pengadaan laptop sejumlah 431.730 unit senilai Rp 3,7 triliun.
Untuk pembagiannya, yaitu 189.165 unit sebesar Rp 1,3 triliun melalui APBN 2021 dan 242.565 unit lain sekitar Rp 2,4 triliun melalui Dana Alokasi Khusus Fisik pendidikan. Saat ini telah dilakukan penandatanganan kontrak atas penggunaan produk dalam negeri senilai Rp 1,1 triliun.
Pemerintah mencatat saat ini terdapat enam produsen laptop dalam negeri dengan nilai tingkat komponen dalam negeri (TKDN) lebih dari 25 persen dan telah dapat memenuhi kebutuhan pengadaan pemerintah. Perusahaan laptop itu adalah Zyrexindo Mandiri Buana, Tera Data Indonusa, Supertone, Evercoss Technology Indonesia, PT Bangga Teknologi Indonesia, dan Acer Manufacturing Indonesia.
Kesiapan produksi laptop Merah Putih sebanyak 351.000 unit pada September 2021 dan total sebanyak 718.100 unit pada November 2021. Rencana pengadaan laptop untuk kalangan pelajar dilakukan bertahap. Pada 2021 sebanyak 189.570 unit, kemudian 376.929 laptop (2022), lalu 377.550 unit (2023), selanjutnya 375.105 laptop (2024). Jumlah total pengadaan laptop selama empat tahun itu 1.319.154 unit.