Said Iqbal adalah presiden partai buruh yang menegaskan bahwa partai buruh tidak ingin memainkan politik fitnes dan hoax. Hal ini dikemukakan dalam kegiatan May Day Fiesta yang diselenggarakan untuk memperingati hari buruh internasional tahun 2023 di Istora Senayan.
Apakah buruh turun ke jalan untuk menyampaikan aspirasi?
Aspirasi Buruh Tentang Capres 2024
Said Iqbal menceritakan pengalamannya memberi dukungan di pemilu pemilu sebelumnya. Bahwa, pada pemilu beberapa tahun yang lalu, presiden partai buruh ini menyatakan mendukung Prabowo Subianto. Pada saat itu tiba, para pendukung dan partai politik mengusung Prabowo dan memujinya.
Hal tersebut juga terjadi ketika menyatakan dukungan kepada gubernur DKI Jakarta yakni Anies Baswedan. Simpati keduanya justru berubah menjelang pilpres tahun depan, karena muncul nama gubernur Jawa Tengah Ganjar pranowo dalam rakernas partai buruh.
Ganjar adalah seseorang yang menjadi satu dari empat sosok yang dipilih untuk menjadi calon presiden dalam rakernas tersebut. “Dahulu waktu kami mendukung Prabowo, dukungan tersebut dipuji-puji oleh kelompok Prabowo. Begitu pula ketika kami memutuskan untuk mendukung Anies Baswedan, karena dipuji-puji oleh kelompok yang mendukung Anies,” ucap Said Iqbal.
“di hari ini baru menyebut Ganjar pranowo, satu dari empat capres yang didukung berdasar keputusan rakernas, kelompok Anies Baswedan dan kelompok Prabowo menyerang, dan hal itu tidak kami suka,” imbuh Said Iqbal.
Menurut Said Iqbal, terpilihnya Ganjar pranowo dalam rakernas tak serta-merta membuat partai buruh memberi dukungan penuh kepada sosok kader PDIP tersebut. Said Iqbal juga menyampaikan bahwa pemilihan calon presiden akan melalui tiga tahapan penting.
Tiga tahapan tersebut meliputi tahap pertama yang telah berlangsung karena rakernas, sehingga memunculkan empat nama bakal capres. Sementara di tahap kedua partai buruh akan melakukan konvensi, salah satunya dengan menyebar kuesioner melalui pesan whatsapp untuk memilih satu dari empat nama yang diusulkan dalam rakernas.
Selanjutnya di tahap terakhir terdapat rapat presidium untuk menentukan nama capres oleh 11 organisasi pendiri partai buruh. Tentunya partai buruh memilih orang yang akan diputuskan dari tahapan tersebut, jadi terbukti bahwa partai buruh sangat ketat dalam pemilihan.